Era globalisasi dengan segala implikasinya menjadi salah satu pemicu cepatnya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan bila tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk mengantisipasinya maka hal tersebut akan menjadi masalah yang sangat serius. Dalam hal ini dunia pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar, terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh sehingga mampu hidup selaras didalam perubahan itu sendiri. Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya tidak dapat dilihat dan dirasakan secara instan, sehingga sekolah sebagai ujung tombak dilapangan harus memiliki arah pengembangan jangka panjang dengan tahapan pencapaiannya yang jelas dan tetap mengakomodir tuntutan permasalahan faktual kekinian yang ada di masyarakat.
Statistik
| Total Visitors | : 7693 visitors |
| Total Hits | : 15797 hits |
| Total Today | : 1 users |
| Total Online | : 1 users |
Penyempurnaan Kurikulum Harus Terapkan Three C\'s
Penyempurnaan kurikulum yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2013 jangan hanya pada prioritas karakter. Akan tetapi pada tiga prioritas penting yaitu connection, character dan content (three C's).
"Saya liat perubahan kurikulum hanya pada karakter saja sedangkan kontennya dikesampingkan. Jangan sampai dalam prinsip-prinsip penyatuan kurukulum mengabaikan konten dan kompetensi siswa tidak maksimal," kata Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Dr. Toto Ruhimat di Kota Bandung.
Toto mengemukakan penyempurnaan kurikulum harus ditanggapi positif karena kurikulum bersifat dinamis. Akan tetapi esensi objek yang diubah atau disempurnakan harus tepat. Perubahan harus berdasarkan evaluasi kurikulum tanpa menghilangkan hafalan tapi cukup dikurangi. Pembelajaran inovatif, kreatif, selalu berbasis masalah dan discovery sehingga siswa akan terlatih questioning, motivasi dan kolaborasinya.
Selain itu, dia juga mengatakan penjurusan di jenjang sekolah menengah harus dapat mengarahkan potensi siswa. Akan tetapi, yang terjadi dengan penjurusan siswa cenderung masuk ke jurusan favorit seperti IPA. Untuk itu, perlu ada fungsi pengawas dari psikologi pendidikan atau bimbingan konseling untuk benar-benar mengarahkan minat siswa.
"Permasalahannya dengan penjurusan kerap terjadi pengelompokan dan pengkotak-kotakan jurusan favorit. Para guru juga harus bisa melihat potensi siswa. Jangan sampai potensi siswa ada di IPS tapi masuknya jurusan IPA," kata Toto.
Kembali ke Atas
|
Berita Lainnya : |
|
Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas |
Komentar :
Kembali ke Atas