M / 3 Safar 1437 H
Kepala Sekolah
Assalamualaikum wr.wb. Era globalisasi dengan segala implikasinya menjadi salah satu pemicu cepatnya perubahan yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan bila tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk mengantisipasinya maka hal tersebut akan menjadi masalah yang sangat serius. Dalam hal ini dunia pendidikan mempunyai tanggung jawab yang besar, terutama dalam menyiapkan sumber daya manusia yang tangguh sehingga mampu hidup selaras didalam perubahan itu sendiri....
Visi Dan Misi

VISI :
Mewujudkan sekolah unggul, religius, dan mandiri yang berbudaya nasional dan berwawasan global tahun 2018

Vision :
Being a flagship institution in the education, training and endurance art and culture at national and international levels as well as the development of the noble character of broadcasting technology by 2018.

Misi :

Menyiapkan tamatan yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa , berahlak mulia, dan menjadi tenaga profesional

Mission :
Prepare graduates are devoted to God Almighty, noble character, and become professionals


Memberikan bekal keahlian kepada tamatan sebagai pelaku, pelatih, penata, dan pengelola seni pertunjukan serta teknik penyiaran yang bermutu dan mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan untuk meningkatkan taraf hidup dirinya



Mission :
Provide supplies expertise to graduate as actors, coaches, stylists, and managers performing arts and broadcasting techniques are qualified and able to develop themselves in a sustainable manner to improve the lives of himself


Melaksanakan kegiatan penggalian, pelestarian dan pengembangan seni pertunjukan dalam rangka mewujudkan sekolah sebagai etalase budaya Jawa Barat untuk tujuan wisata budaya



Mission :
Conducting excavation, preservation and development of performing arts in order to realize the culture of the school as a showcase of West Java for the purpose of cultural tourism


Mutiara Hikmah

 

Yang dijadikan sebagai titimangsa pendirian KOKAR Bandung, adalah tanggal 1 Oktober 1958, saat untuk pertama kalinya pemindahan jurusan Sunda pada KOKAR Surakarta ke Bandung. Selama lima tahun KOKAR Bandung masih merupakan cabang dari KOKAR Surakarta. Ide pemisahan dikemukakan pada Konperensi Cipayung tahun 1962 dan setelah Rapat Kerja antar KOKAR di Surakarta tahun 1963 secara resmi KOKAR Bandung mulai mandiri.

Dari permulaan KOKAR dibuka dengan Direktur pertamanya Rd. Machyar Angga Kusumadinata, kegiatan persekolahan dimulai dari pukul 14.00 s.d. pukul 18.00 dengan tempat belajar berpindah-pindah karena ikut menumpang di sekolah atau instansi lain, seperti SGB di Jl. H. Samsudin, SKKP di Jalan Kautamaan Istri, Pendopo Kabupaten Bandung di Jalan Dalem Kaum dan Kantor Inspeksi Daerah Kebudayaan (Idakeb) Jawa Barat, sebelah gedung Yayasan Pusat Kebudayaan di Jalan Naripan.Bangunan belum punya begitu pula peralatan, sehingga belajar seadanya namun tetap bersemangat. Tiada akar rotanpun jadi.

Pada tahun 1961 KOKAR mulai menempati bangunan sendiri yang terletak di Jalan Buahbatu 212 (sekarang dipakai STSI), sehingga kegiatan persekolahan dimulai pagi hari yaitu jam 7.30 s.d. 13.00.

Untuk lebih mencapai visi dan misinya maka dengan Surat Keputusan Menteri PPPK No: 69/1962 tanggal 16 Juli 1962, KOKAR didampingi oleh suatu Dewan yang disebut Dewan Penyantun, adapun susunan Dewan Penyantun tersebut adalah:

1. RTA Sunarya Ketua

2. Daeng Sutigna Sekertaris

3. RI Adiwidjaya Anggota

4. RH. Moch Koerdi Anggota

5. RH. Ijos Wiriaatmadja Anggota

6. RA. Darja Mandalakusumah Anggota

7. Prof. Soemardja Anggota

Pada saat-saat masih merupakan cabang KOKAR Surakarta, Kurikulum yang digunakan adalah sebagaimana yang ditetapkan dalam SK Menteri PPPK tanggal 21 Desember 1956 No: 99883/S adalah penekanan pada pendalaman Karawitan Sunda dan Bahasa Sunda. Pimpinan pada periode ini adalah Daeng Sutigna yang pada akhirnya terkenal dengan Bapak Angklung Indonesia

Tahun 1964 pergantian pimpinan dari Daeng Sutigna kepada R. Tatang Sastrahadiprawira sampai dengan tahun 1965 dan mulai tahun 1966 bersamaan dengan lahirnya Orde baru pucuk pimpinan dipegang olah Mang Koko

Landasan yang telah dibuat oleh para pendahulu dilanjutkan oleh generasi dibawah pimpinan H. Koko Koswara.atau lebih terkenal dengan panggilan Mang Koko KOKAR berbenah diri. Segala kebutuhan peralatan/perabot sekolah secara bertahap mulai dilengkapi. Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan fisik, dipihak lain semakin tumbuh dan berkembang kesadaran masyarakat akan pentingnya nilai seni bagi hidup dan kehidupan. Akibatnya keberadaan KOKAR dianggap sebagai sumber materi dan informasi seni disamping sebagai lembaga pendidikan seni.

Tahun 1964/1965 digunakan Kurikulum yang telah diperbaiki, kurikulum ini berisi 29 mata pelajaran yang terbagi atas kelompok pokok, penting, pelengkap dan fakultatif, adapun mata pelajarannya adalah : Teori Karawitan, Teori Menabuh, Titi Laras, Rebab, Gambang, Kacapi, Suling, Gender, Gamelan Sunda, Gamelan Degung, Gamelan Jawa, Gamelan Bali, Tembang, Kawih, Tari, Padalangan, Ilmu Akustik, Pengetahuan Alat Bahan, Musik, Ilmu Pendidikan, Bahasa Indonesia, Bahasa Sunda, Bahasa Kawi, Bahasa Inggris, Sejarah Kesusatraan, Sejarah Kebudayaan, Tata Negara, Agama, Olah Raga.Lama pendidikan adalah tiga tahun dan para siswanya dipersiapkan menjadi Guru Karawitan.

Gamelan Kuta Windu sebagai pendobrak dengan gaya gamelan bitelnya, Dangiang Jagat mengharumkan nama di Festival Sendratari Ramayana tingkat Internasional di Pandaan Jawa Timur pada tahun 1970, kemudian Dangiang Jagat melanglang ke luar negeri mengikuti International Art Festival tahun 1980 di Taiwan dengan karawitan gending SANGKURIANG, sedangkan Gamelan Sari Arum ikut mengharumkan karya-karya karawitan selanjutnya, baik yang diolah siswa maupun para gurunya, seperti Rampak Kendang yang bisa menembus tingkat Nasional dengan diundangnya mengisi pergelaran di Istana Presiden di Jakarta dan mengharumkan nama Indonesia di Tournament of Roses di Pasadena California AS pada tahun 1991, dengan memperoleh penghargaan piala Issabela sebagai Best presentation of color and color harmony.

Musik Angklung KOKAR Bandung ikut pula mengharumkan nama KOKAR, karyanya masuk dunia rekaman di Jakarta, dilibatkan dalam pembuatan film History of Angklung yang diproduksi oleh pemerintah Australia tahun 1971.Akhir tahun 1972, H. Koko Koswara pensiun, kemudian H. Yaya Sukarya menggantikannya. Seiring dengan pergantian pimpinan, maka nama KOKAR berubah menjadi SMKI sesuai dengan SK Menteri PDK No: 005/O/1974 dan diikuti dengan perubahan Kurikulum yang ditetapkan dengan SK Menteri PDK No: 0294/U/1976 tanggal 9 Desember 1976 dan lama pendidikan menjadi 4 tahun.

SMKI yang pada mulanya hanya satu jurusan mulai bertahap membuka jurusan Tari pada tahun 1975 dan jurusan Padalangan pada tahun 1977.Tanggal 8 Juni 1987, SMKI harus menempati bangunan di Komplek Sekolah Menengah Kesenian dan Industri Kerajinan, yang pada saat itu belum selesai, beralamat di Kampung Beberut Cijawura, Desa/Kecamatan Buahbatu, Kabupaten Bandung, dengan persyaratan dan penuh resiko harus membuka jurusan baru yaitu jurusan Grafis Komunikasi yang merupakan cikal bakal SMSR/SMKN 14 pada tahun itu juga (1987). Kemudian selanjutnya mulailah dibuka jurusan-jurusan yang lainnya yaitu Jurusan Teater dan jurusan Musik.

Pucuk pimpinan setiap waktu berganti, adalah:

1. Drs. H. Yaya Sukarya periode tahun 1972 - 1996

2. Drs Supriadi 1996

3. Risman Suratman, S.Sen periode tahun 1997 - 1999

4. Dra. Efi Sofiah periode tahun 1999 - 2002

5. Drs. H. Nanang Yusuf Nurdin periode tahun 2002 - 2008

6. Dra. Hj. Wiwi Siti Zawiyah periode tahun 2008 - 2012

7. Drs. Ontahari periode tahun 2012 - ......

 

54 tahun usia yang lebih dari matang, KOKAR/SMKI/SMKN 10 Bandung telah melewatinya dan tidak mungkin bisa kembali ke masa-masa yang telah dilaluinya, selanjutnya mari kita bertanya pada diri kita bagi para pensiunan guru, karyawan staf Tata usaha, Alumni dan para guru, karyawan tata usaha yang masih aktif serta para siswa pada saat ini apakah Kuta Windu hanya akan sebagai kuta, Dangiang Jagat akan kehilangan dangiangnya dan Sari Arum akan hilang sarinya, mari kita renungkan.